Selasa, 05 Januari 2010

Seni bordir dari Tasik




Siapa sih yang tak tahu dengan yang namanya bordir Tasikmalaya yang terkenal sejak dulu karena memiliki ke khasan dalam motif dan pengerjaannya.

Namun di balik kesuksesan kota Tasikmalaya dengan bordirnya ada seorang yang sangat begitu berperan, SUKSES bordir Tasikmalaya ternyata tidak lepas dari jasa salah seorang ibu. Menurut sejarah, industri bordir pertama kali tumbuh dan berkembang pada tahun 1925 di Desa Tanjung Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Salah seorang perintisnya adalah seorang wanita bernama Hj. Umayah binti H. Musa yang pada tahun sebelumnya bekerja di perusahaan kebangsaan Amerika, Singer.

Hj. Umayah, setelah menguasai bidang bordiran saat di Singer, ia keluar dan kembali ke Desa Tanjung, dan membuka usaha kecil-kecilan dengan menerima pesanan bordiran baik dari Tasikmalaya maupun daerah lain seperti Jakarta. Selain membuka usaha, Hj. Umayah juga memberikan ilmunya dengan cara mendidik keluarga, tetangga serta kerabat dekat dalam usaha bordir.

Karena dinilai punya prospek yang menjanjikan, setelah Hj. Umayah wafat, usaha ini diteruskan keluarganya antara lain, Rosad, H. Sarbeni, dan H. Zarkasie. Dari situlah, usaha bordir berkembang cepat tidak hanya di Desa Kawalu saja, taetapi juga menyebar ke daerah lain, seperti Sukaraja, Tanjungjaya, Singaparna, Sukarame, Cibalong, Cikatomas, dan daerah lainnya.

Setelah menyebar, perajin bordir tidak hanya menerima pesanan barang saja, tapi juga dikembangkan dengan cara dijual langsung di wilayah luar Tasikmalaya, seperti di Tanah Abang Jakarta, Tegal Gubuk, Cirebon, dan Solo serta Surabaya. Melalui para pengusaha itulah, nama bordir Tasik semakin terkenal. Apalagi setelah bordir merajai Pasar Tanah Abang.

Terkenalnya bordir Tasikmalaya membuat warga berlomba-lomba untuk menggeluti usaha bordir. Atas ketekunan mereka-mereka itulah, akhirnya lahir jutawan-jutawan Tasikmalaya seperti, Asep Darsono, Ega R. Haryati, Drs. Fatuh Ahandi, H. Muslim, Komalasari, H. Edi, dan yang lainnya.

Memang kalau kita lihat, sektor bordir meski didera krisis moneter berkepanjangan, namun tetap saja bertahan. Oleh karena itu, pantas saja banyak pengusaha yang bangkrut di sektor lain, beralih profesi menjadi pengusaha bordir. Itu sebabnya orang sering berkata, kalau bordir itu adalah jenis usaha kecil yang berkeuntungan besar. Namun, menjadi pengusaha bordir juga tidak semudah itu. Ada juga pengusaha bordir yang bangkrut.

2 komentar: